Selasa, 21 Mei 2013

I'm back

yes i'm back . back with something new . something fresh . but, this is a late pos . kartini's day . on April 21 2013 . just had fun with my friend . enjoyed the time . and did something crazy .

















Selasa, 06 September 2011

Tersadar

Selamat malam, hari ini aku pulang ke australi. Thanks for your friendliness and your support. Sampai jumpa. 
            Itulah SMS terakhir dari Jay Caskill. Seseorang dari Australia yang baru aku kenal beberapa hari yang lalu. Aku bisa mengenal Jay karena dia sepupu salah seorang temanku. Aku fikir umurnya sebaya dengan ku. Ya, umurku 15 tahun. Namaku Jessica Lee. Biasa disapa Jessi. Aku masih duduk dibangku kelas 3 SMP. Aku tinggal di Blitar, Jawa Timur. Kota yang kecil dan tidak metropolitan. Aku ini gadis umur 15 tahun yang tidak suka dengan pelajaran Bahasa Inggris. Aku ini tidak pintar dan juga tidak bodoh.
            Berawal dari kunjungan Jay kesekolahku. Tepatnya saat Jay dan keluarganya masuk ke dalam kelasku. Kesan pertama saat aku melihat Jay, sosok yang tampan dan juga pendiam. Saat itulah aku tertarik dengan Jay. Entah apa yang membuat ku tertarik kepadanya, mungkin karena Jay tampan dan sebaya. Aku tak berhenti menatap Jay. Sesekali tatapan kita bertemu dan sesekali juga Jay tersenyum kecil. Entah untuk siapa. Tapi mungkin itu untukku. Sesaat, ibu Jay menceritakan tentang Jay. Ternyata Jay adalah cowok yang pintar dalam pelajaran, dia juga bisa bermain piano. Kata ibu Jay, Jay mendapatkan beasiswa disekolahnya. Wow, dan itu membuatku amat terkesan dengan sosok Jay. Dan saat itulah aku berfikir bahwa aku benar – benar tertarik padanya.
            “Ki, bulenya tadi ganteng ya.” Ucapku kepada Kiki, sahabatku yang duduk tepat disebelahku.
            “ganteng banget.” Balas Kiki singkat.
            Ya, setelah kunjungan itu, aku fikir seisi sekolah menjadikan Jay sebagai topic pembicaraan mereka. Tetapi aku berfikir kalau satu – satunya siswa yang benar – benar tertarik dengan Jay hanyalah aku. Tapi tak apalah, aku ini kan manusia dan seorang cewek, menurutku wajar kalau aku tertarik dengan seorang cowok.
            Beberapa hari sesudah kunjungan itu, aku mendapat nomor handphone Jay dari salah seorang temanku yang kebetulan juga sepupu Jay. Keberuntungan sedang berihak padaku. Sepulang sekolah aku ragu untuk mengirim sebuah SMS padanya. Aku takut jika itu bukan nomor Jay. Tapi dengan segenap rasa beraniku, aku bertekad untuk mengiriminya sebuah SMS.
            Ini benar nomornya Jay?
Satu menit kemudian setelah aku mengirim SMS itu, handphoneku pun bergetar tanda SMS masuk.
            Bukan, ini Hepi. Kamu siapa?
Sejenak aku berfikir, ini benar nomor Jay atau bukan? tapi aku percaya pada temanku yang memberiku nomor ini.
            Hepi? Tinggal dimana? Aku Nana.
Kukirim SMS itu, sengaja aku menggunakan nama samaran.
Drrrrttttt…. Drrrttttt…drrrrttttt…..
1 pesan baru
            Di papua barat.
Aku hanya tertawa kecil membaca balasan dari Jay, yang jelas – jelas dia hanya menipuku. Lalu aku sedikit iseng dengan membalas SMSnya menggunakan bahasa inggris.
Nice to know you :)
drrrtttt…drrrtttt…drrrrttttt
1 pesan baru
            Mengapa kamu menggunakan bahasa inggris? Ini pasti Ryan kan?
Tersenyum lebar saat aku membaca SMSnya, karena itu membuktikan kalau nomor ini benar nomor Jay.
            Bukan. Ini bukan Ryan. Ini Nana.
Singkat balasku.
1 pesan baru
            Lalu mengapa kamu menggunakan bahasa inggris? Kamu teman Ryan ya?        
Sesegera aku membalas SMS Jay.
            Siapa itu Ryan?
Pura – puraku tidak mengenal Ryan.
1 pesan baru
            Ini pasti Ryan
Aku sudah kehabisan akal, akhirnya aku mengaku.
            Suruh Koko melihat nomorku dibuku BK, dan lihat itu milik siapa.
1 pesan baru
            Jessico Lee
Terkejut aku melihat balasan Jay. Langsung aku balas
            Bukan Jessico Lee, tapi Jessica Lee!
Drrrrtttttt…..drrrrrrrrttttttttt…….drrrrrtttttt…….
            Tapi di buku Mas Koko ditulis Jessico Lee
Cepat kubalas.
            Namaku Jessica Lee dan bukan Jessico Lee.
            Mulai dari situ, kami sering saling mengirim pesan. Aku juga sempat menulis curhatakanku di diaryku, curhatan tentang:
            Kau datang dan jantungku bergedup kencang, kau buatku terbang melayang. Tiada kusangka getaran ini ada saat jumpa yang pertama. Mataku tak dapat terlepas darimu, perhatikan setiap tingkahmu. Could it be love, could it be love, could this be something that I never had.
            Aku juga baru sadar bahwa semenjak aku mengenal Jay, sedikit demi sedikit aku mulai menyukai pelajaran bahasa inggris dan mulai senang mempelajari bahasa inggris. Entah pengaruh apa yang diberikan Jay, yang penting itu pengaruh yang positif.
            Sekarang, kami sering mengirim SMS satu sama lain. Sering kali aku tertawa membaca SMS dari Jay karena kosatakata dia yang hancur karena dia belum terlalu bisa berbicara dalam bahasa Indonesia. Saat aku texting dengan Jay, aku banyak belajar bahasa inggris, begitu juga Jay, banyak belajar bahasa Indonesia dariku. SMS dari Jay bisa membuatku tertawa bahagia dan bisa membuat aku tidak kesepian. Sampai suatu hari saatnya tiba. Tepat pada suatu malam
           
1 pesan baru
            Selamat malam, hari ini aku pulang ke australi. Thanks for your friendliness and your support. Sampai jumpa. 

-Jay-

            Kubuka pesan itu pada tanggal 17 Januari 2011 pukul 04.00 WIB. Kulihat rincian pesan itu. Ternyata pesan itu masuk kemarin tanggal 16 Januari 2011 pukul 22.30 WIB atau 23.30 WITA. Aku mencoba mengirim Jay sebuah pesan, tapi nihil. Handphone Jay sudah non-aktif. Tanpa sadar, air mataku mengalir membasahi pipi. Dalam hati ku berkata, “kenapa aku kemarin tak sadar kalau ada sms masuk? Aku belum sempat mengucapkan nice to meet you pada Jay. Ahh bodoh aku ini.” Ya penyesalan terbesarku adalah, aku tak sempat mengucapakan good bye dan nice to meet you. Aku bingung apa yang harus aku perbuat saat ini.
***
            Sekarang, handphone ku sepi, tak ada SMS dengan kosakata yang hancur lagi darinya yang bisa membuatku tertawa. Apa kabar dia? Hari demi hari berlalu. Meskipun sudah beberapa bulan yang lalu Jay pulang ke Australia, entah mengapa aku tetap memikirkannya. Sudah berbulan – berbulan Jay ada difikiranku. Sampai sekarang aku sudah menginjak kelas 1 SMA aku masih tetap memikirkannya.
            “dhe.. sekarang tanggal berapa?” tanyaku kepada Dhea, teman baruku di SMA
            “tanggal 17 Januari tahun 2011.” Jawab Dhea lengkap
            “tanggal 17? Berarti kemarin tanggal 16 Januari dong?” tanyaku dengan sedikit terkejut
            “iya, emang ada apa sih Jess?” tanya Dhea dengan nada datar
            Aku hanyam terdiam melamun. Kemarin tanggal 16 Januari. Itu artinya 1 tahun yang lalu Jay kembali ke Australia dan sama sekali tak ada kabar. Kenapa aku harus mengingat ini semua? Ini hanya membuatku kembali menyesali malam itu. Aku menyesalinya karena aku tak tahu kapan Jay kembali ke Indonesia, dan entah kapan aku bisa bertemu dengannya.
***
Setelah 1 tahun kembalinya Jay ke Ausie, aku tetap tak bisa mengilangkan pikiranku tentangnya. Sekarang sudah bulan September, itu berarti 1 tahun 8 bulan Jay pergi, hampir 2 tahun dia pergi dan sama sekali tak ada kabar. Entah apa yang aku fikirkan, entah apa yang ada difikiranku, entah apa yang aku rasakan sampai – sampai aku tidak bisa melupakan Jay, aku tidak bisa menghilangkan pikiranku tentangnya. Aku tidak bisa. Entah apa yang membuatku tak bisa. Beberapa hari terakhir ini aku merenung tentang Jay. Telah lama aku bertahan, demi cinta wujudkan sebuah harapan. Namun kurasa cukup ku menunggu. Sekarang aku tersadar cinta yang kutunggu tak kunjung datang. Apalah arti aku menunggu bila kamu tak tahu apa yang aku rasakan dan tak akan pernah tahu…….love Jay